Monumen Karapan Sapi di Surabaya (doc. pribadi)
Karapan Sapi merupakan tradisi khas suku Madura dan biasanya tradisi ini dilaksanakan pada musim bercocok tanam. Madura sebagai bagian dari propinsi Jawa Timur sedangkan propinsi Jawa Timur sediri beribukota di Surabaya. Pada masa pemerintahan gubernur Jawa Timur di jabat oleh Mohammad Noer pada tahun 1967 s/d 1976 beliau mempunyai inisiatif untuk membangun monumen karapan sapi di Surabaya.
Pembangunan monumen Karapan Sapi di setujui oleh pemerintah pusat dan dilaksanakan pembangunannya setelah Mohammad Noer sudah tidak menjabat lagi sebagai gubernur Jawa Timur. Pelaksanaan pembangunan monumen dipercayakan kepada seniman patung I Nyoman Nuarta yang merupakan seniman berasal dari Bali dan tinggal di Bandung. Monumen Karapan Sapi dibuat dari bahan tembaga dan semen dengan bentuk enam ekor sapi dan tiga orang penunggang yang berpacu melesat kedepan.
Monumen Karapan Sapi terletak di pusat kota Surabaya berada di lahan putaran balik jalan Panglima Sudirman dan Jalan Basuki Rachmad. Bagi pengunjung yang ingin menikmati monumen ini bagi pemilik roda empat hanya dapat parkir di jalan Basuki Rachmad sedangkan bagi pemilik roda dua dapat lewat dari jalan Panglima Sudirman atau jalan Basuki Rachmad dan parkir tepat dibelakang monumen.
Monumen Karapan Sapi diresmikan oleh Presiden Soeharto saat itu dengan ditandai plakat peresmian yang terpasang tepat di depan monumen. Pada plakat monumen presiden Soeharto memberi kata sambutan dan harapan maksud atau filosofi pembangunan monumen ini. Tulisan yang terdapat di dalam plakat peresmian adalah "Ku Hantarkan Kau Melanjutkan Perjuangan Mengisi Kemerdekaan dengan Pembangunan yang Tiada Mengenal Akhir, Surabaya 10 Nopember 1990, Presiden Republik Indonesia, Soeharto".
Plakat Peresmian Monumen Karapan Sapi (doc. pribadi)
Kalau di lihat dari depan monumen Karapan Sapi ini yang terlihat hanya sapi-sapinya saja sedangkan para joki atau penunggangnya tidak terlihat dan akan terlihat kalau dilihat dari sampaing atau dari belakang. Kalau di lihat dari belakang nampak para joki berusaha menghalau sapi-sapinya agar melesat maju ke depan dan berusaha jadi yang tercepat.
Monumen Karapan Sapi dilihat dari belakang (doc. pribadi)
Pemerintah kota Surabaya berusaha mempercantik taman di sekitar monumen Karapan Sapi dengan menambahi ornamen lampu ataupun air mancur yang ada di belakang monumen. Air mancur akan nampak indah apabila dinikmati di malam hari karena ada lampu-lampu sorot yang semakin mempercantik monumen dan taman yang ada. Petugas khusus disiapkan oleh pemerintah kota Surabaya sehingga kebersihan dan keindahan monumen tetep terjaga. Ada beberapa kekuarangan monumen ini kalau dinikmati oleh orang umum yaitu tidak adanya fasilitas bagi pengunjung duduk santai karena memang lahan yang terbatas dan monumen yang berada di jalur protokol yang padat kendaraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar