Kamis, 18 Juli 2019

ARCA JOKO DOLOG PERWUJUDAN RAJA KERTANEGARA

Arca Joko Dolog (doc. pribadi)

Di Surabaya ada sebuah peninggalan budaya yang sangat tidak bernilai harganya dan hampir saja hilang dari tanah Indonesia, peninggalan tersebut adalah Arca Joko Dolog yang berada di pusat kota tepatnya di Jalan Taman Apsari kota Surabaya dan persis di depan gedung negara Grahadi.
Arca Joko Dolog menurut legenda dibuat pada tahun 1289 Masehi sebagai bentuk penghormatan kepada Raja Kertanegara yang memerintah kerajaan  saat itu. Arca tersebut ditemukan di desa Bejinjong, Trowulan, Mojokerto. dan dibawa  ke Surabaya pada tahun 1817 dengan rencana akan di bawa ke Belanda akan tetapi karena sesuatu hal ditinggalkan di tepi sungai dan akhirnya dipndahkan ke jalan Taman Apsari Surabaya sampai sekarang (versi cerita yang tertulis di depan Arca Joko Dolog).

Sedangkan menurut versi yang lain yang tertulis di halaman web Dinas Pariwisata Kota Surabaya bahwa Arca Joko Dolog dibuat pada 1211 Saka atau 1289 M di makam Wurarare [Lemahtulia], yang merupakan rumah Mpu Bharadah di desa Kedungwulan, dekat kota Nganjuk, Jawa Timur. Patung ini dibuat untuk menghormati Putra Kertanegara, yaitu Wisnu Wardhana sebagai raja Singosari pada saat itu. Dia terkenal karena kebijaksanaannya, pengetahuan luas di bidang hukum dan ketaatan kepada agama Buddha dan cita-cita yang ingin mempersatukan bangsa Indonesia. Menurut Bupati Surabaya, Arca Joko Dolog ditemukan di kandang gajah. Pada 1827 pada era pemerintah Hindia Belanda, yang berada di bawah Residen De Salls, memindahkan patung itu ke Surabaya dan ditempatkan di taman Apsari.

Dari berbagai versi sejarah juga ada versi legenda atau ceritera rakyat mengenai Arca Joko Dolog. Berdasarkan ceritera rakyat  Arca Joko Dolog merupakan sebuah arca yang konon merupakan penjelmaan dari tubuh Pangeran Jaka Taruna putra adipati Kediri. Menurut cerita, Jaka Taruna ingin mempersunting Purbawati, putri Adipati Jayengrana. Selain Jaka Taruna, Pangeran Situbondo juga ingin mempersunting Purbawati. Adipati Jayengrana merupakan adipati Surabaya. Jaka Taruna kalah bertarung melawan Pangeran Situbondo akan tetapi dengan bantuan Jaka Jumput  Pangeran Situbondo dapat dikalahkan. Jaka Taruna kemudian bertarung dengan Jaka Jumput dan akhirnya kalah  serta tidak bergerak sama sekali berubah menjadi Arca.

Adanya berbagai versi keberadaan Acra Joko Dolog justru semakin memkaya kasanah kebudayaan yang ada sehingga perlu adanya kajian yang sangat mendalam tentang Arca Joko Dolog tersebut. Keberadaan suatu penginggalan budaya yang berada di kota besar yang tidak tergusur oleh modernisasi sangat diapresiasi dan mendapat penghargaan untuk siapa saja yang terlibat dalam keberadaan cagar budaya ini.

Arca Joko Dolog berada di depan gedung negara Grahadi dan kalau dari jalan raya Gubernur Suryo keberadaannya tidak kelihatan karena harus masuk kedalam melalui jalan Taman Apsari yang sekelilingnya sangat rindang dan asri adanya taman yang dibangun oleh Pemerintah Kota Surabaya.

Pintu masuk di komplek Arca Joko Dolog tampak bersih dan rindang dengan gapura utama yang kokoh walaupun kecil akan tetapi semakin tampak tenang dan teduh karena ada pohon beringin besar yang tumbuh subur. Di dekat pintu ada papan dari dinas purbakala bahwa situs ini merupakan aset yang harus dilindungi. Parkir bagi pengunjung yang memakai roda dua dapat ditempatkan disamping gapura dan sudah ada papan informasinya sedangkan pengunjung yang memakai roda empat dapat parkir di dekat taman Monumen Gubernur Suryo.


Gapura Masuk Arca Joko Dolog (doc. pribadi)


Papan Petunjuk Arca joko Dolog (doc. pribadi)

Setelah melewati pintu gerbang Arca Joko Dolog langsung tercium aroma hio atau pembakaran dupa untuk ibadah. Dibelakang gapura tampak arca pejaga yang selalu siap dalam menjaga dan melindungi junjungannya. Arca penjaga tersebut berjejer di kanan dan kiri jalan menuju Arca Joko Dolog. Arca Joko Dolog berada di tempat yang cukup tinggi dan terlindungi oleh cungkup yang tampak bersih dan rapi.


Arca Penjaga di komplek Arca Joko Dolog (doc. pribadi)

Di lingkungan komplek Arca Joko Dolog akan banyak ditemukan berbagai arca yang tampak terawat dan masih dalam kondisi baik. Di dalam komplek Arca Joko Dolog juga ada papan pengumuman larangan bagi pengunjung untuk merusak cagar budaya yang dilindungi ini dan ada ancaman hukuman yang harus diterima bagi siapa saja yang melakukan perusakan.

Selain sebagai tempat ibadah sayang sekali kadang-kadang ada pengunjung yang tidur di dekat Arca Joko Dolog baik di samping atau di depan Arca yang kadang-kadang mengganggu kenyamanan pengunjung lain. Kedepan diharapkan ada perhatian lebih dari pemerintah dan disediakan tempat khusus bagi pengunjung yang beristirahat agar tidak mengganggu kenyamanan pengunjung lain.

(Selamat Berlibur Bersama Keluarga)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar