Kamis, 25 Juli 2019

MONUMEN GUBERNUR SURYO DI SURABAYA

Dipusat kota Surabaya terdapat sebuah monumen yang tempatnya persis di depan Gedung Negara Grahadi. Gedunga Negara Grahadi merupakan gedung milik pemerintah yang biasa dipergunakan oleh gubernur Jawa Timur menerima tamu-tamu kenegaraan dan pelaksanaan upacara resmi kenegaraan di Jawa Timur seperti upacara hari kemerdekaan. Monumen di depan Gedung Negara Grahadi adalah monumen Gubernur Suryo yang merupakan gubernur Jawa Timur pertama kali sejak Indonesia Merdeka.
Gubernur Suryo mendapat gelar pahlawan dari Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No 294 Tahun 1964 tanggal 17 November 1964 dan saat itu presiden RI masih dijabat oleh Ir. Soekarno .


Monumen Gubernur Suryo di Surabaya (doc. pribadi)

Monumen Gubernur Surya menggambarkan sosok sang gubernur Jawa Timur sedang berdiri tegak sikap sempurna dalam baris berbaris dengan memandang ke depan Gedung Negara Grahadi yang berada persis didepannya yang terpisahkan oleh jalan raya utama di pusat kota Surabaya dengan nama jalan Gubernur Suryo sebagai penghargaan pemerintah kepada beliau.
Pada bagian depan di bawah kaki Monumen Gubernur Suryo terdapat kata-kata pidato beliau saat terjadi pendudukan Inggris di Surabaya. Di samping kanan monumen terdapat plakat peresmian monumen yang diresmikan pada tahun 1979 oleh Gubernur Jawa Timur saat itu. Sedangkan di kiri monumen terdapat plakat nama pemrakarsa pembangunan Monumen Gubernur Suryo.


Plakat Maklumat Gubernur Suryo di kaki monumen (doc. pribadi)


Plakat Peresmian Monumen gubernur suro (doc. pribadi)


Plakat pemrakarsa Monumen Gubernur Suryo (doc. pribadi)

Di monumen Gubernur Suryo pengunjung dapat hanya sekedar duduk-duduk menikmati pemandangan kota dengan tanaman bunga dan pohon rindang yang tumbuh subur dan biasanya air mancur kecil di sekeliling monumen juga diaktifkan sehingga suasananya menjadi segar.


Lingkungan bersih dan rindang di Monumen gubernur Suryo (doc. pribadi)

Kebersihan sangat terjaga di sekitar monumen dan fasilitas bagi pengunjung juga cukup lengkap. Bagi pengunjung anak-anak dapat bermain di area permainan anak yang disediakan oleh pemerintah kota Surabaya. Sarana permainan ini dapat dipergunakan oleh pengunjung secara bebas tanpa dipungut biaya.


Sarana Permainan anak di Monumen Gubernur Suryo (doc. pribadi)

Pengunjung yang sudah agak dewasa baik itu masih usia sekolah atau orang dewasa pada umumnya juga dapat mempergunakan sarana oleh raga di komplek Monumen Gubernur Suryo. Sarana olah raga yang ada di sini adalah lapangan futsal dengan rumput buatan yang tampak hijau dan nyaman dan aman untuk bermain futsal. Lapangan futsal dikelilingi pagar yang cukup aman agar bola yang ditendang oleh para pemain tidak keluar lapangan terlalu jauh bahkan sampai di jalan raya karena jalan raya Gubernur Suryo merupakan jalan raya yang sangat sibuk dan padat setiap harinya.


Lapangan Futsal di Komplek Monumen Gubernur Suryo (doc. pribadi)

(Selamat Berlibur Bersama Keluarga)

TAMAN KOTA DI JALAN KOMBES POL M DURYAT SURABAYA

Ditengah kota Surabaya ada sebuah taman yang tidak ada namanya dan terletah di pulau jalan sehingga untukkendaraan parkir agak susah dan hanya roda dua saja yang dapat parkir sedangkan kendaraan roda empat tidak dapat parkir karena merupakan kawasan yang selalu padat dan apabila parkir dipinggir jalan akan di kenakan sanksi gembok dan denda Rp. 500.000,-.
Taman di jalan ini sungguh sangat teduh dan rapi serta biasanya dipakai oleh orang-orang disekitar taman untuk ber olah raga. Karena lingkungan taman merupakan kawasan bisnis, maka tidak ada rumah tinggal yang ada disekitar taman dan biasanya pengunjung taman adalah orang-orang atau anak-anak yang tinggalnya agak jauh dari taman.
Anak-anak usia sekolah yang sudah agak besar biasanya bermain di taman karena ada lapangan basket yang terbuka dan bebas dipergunakan oleh siapapun. Pengunjung yang akan bermain basket tinggal membuka pintu pagar lapangan yang disekelilingnya diberi pagar yang rapat agar bola tidak lari ke jalan karena jalanan disekitar merupakan jalan yang ramai dan biasannya pada jam-jam tertentu lumayan macet.


Lapangan basket di taman Kombes M. Duryat (doc. pribadi)

Di taman ini juga terdapat permainan anak yang dapat dipergunakan oleh anak-anak secara bebas akan tetapi jumlah dan macamnya hanya sedikit. Walau aneka permainan anak yang terdapat ditaman ini sangat terbatas akan tetapi sangat jarang ada anak yang mempergunakan alat permainan anak tersebut dan bahkan biasanya dipergunakan oleh orang dewasa yang berolah raga pagi.
Pada taman ini juga terdapat kolam air mancur mini yang dapat menambah keteduhan pada suasana yang panas. Kolam air mancur berada tepat di pinggir jalan sehingga bagi orang-orang yang lewat juga dapat merasakan suasana yang sejuk. Air mancur di taman ini apabila hari masih pagi tidak akan beroperasi dan hanya dapat dinikmati pada siang hari.

K
olam Air Mancur di Taman jalan Kombes M. Duryat (doc. pribadi)

Taman di pulau jalan Kombes M. Duryat sangat rapi dan sejuk, dan dipagi hari pun petugas taman sudah membersihkan dan merawat taman sesuai dengan tugas masing-masing. Karena taman yang selalu dirawat oleh petugas khusus maka keadaan taman sungguh sangat baik dan suasanya sejuk sekali. Banyak orang yang hanya duduk-duduk di taman atau ber olah raga lari di taman. Tempat atau jalur olahraga lari sangat bersih dan tidak licin sehingga membuat orang menjadi betah untuk ber olah raga di taman ini.


Suasana Teduh dan Bersih di Taman Jalan Kombes M. Duryat (doc. pribadi)

(Selamat Berlibur Bersama Keluarga)

Senin, 22 Juli 2019

CANDI WRINGIN LAWANG DI MOJOKERTO

Candi Wringin Lawang (doc. pribadi)

Mengunjungi kota Mojokerto jangan lupa mampir dahulu di Trowulan yang merupakan pusat dari kerajaan Mojopahit. Tidak jauh dari jalan raya Surabaya-Yogyakarta terdapat suatu candi yang bentuknya seperti gapura dengan nama candi Wringin Lawang dan candi ini akan terlihat dari jalan raya karena bentuknya yang menjulang tinggi.

Untuk memasuki area candi Wringin Lawang pengunjung harus melalui gang kampung atau perumahan penduduk yang dapat dilalui oleh kendaraan roda empat baik besar ataupun kecil dan pada ujung jalan gang akan tampak tulisan atau papan yang menunjukkan nama candi ini.

Papan Nama Candi Wringin Lawang (doc. pribadi)

Bagi pengunjung yang ingin berwisata atau melakukan kegiatan religi di candi Wringin Lawang disarankan untuk melapor pada petugas yang berjaga di pos yang terdapat disamping kiri pintu masuk candi. Tempat parkir untuk kendaraan di candi Wringin Lawang cukup luas sehingga dapat menampung banyak kendaraan. Di komplek area candi Wringin Lawang juga terdapat toilet umum dan disekitar komplek atau di perkampungan penduduk juga terdapat warung yang menjual aneka makanan dan minuman dan tempatnya ini tidak jauh dari pintu masuk candi Wringin Lawang.

Didepan pos petugas juga terdapat kolam yang tumbuh bunga teratai dan disampingnya juga terdapat papan informasi mengenai candi Wringin Lawang pada saat diketemukan dan diloakukan pemugaran sampai dengan selesai seperti sekarang. Papan informasinya menampilkan foto dokumentasi candi sebelum dipugar dan setelah dipugar dan penjelasan dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Di lingkungan candi Wringin Lawang terdapat taman yang di tata dengan indah dan asri dan tampak terawat dengan baik. Taman di candi Wringin luas nampak luas sehingga cukup banyak menampung pengunjung yang memenuhi candi area candi ini.

Taman Sisi Selatan Candi Wringin Lawang (doc. pribadi)

Karena candi ini masih juga dipergunakan sebagai sarana ibadah untuk umat, maka bagi itu pengunjung harus menghormati dan selalu menjaga sopan santun dalam mengunjungi candi ini. Karena candi ini terbbuat dari batu bata merah maka nampak aus oleh hujan dan panas walaupun telah dipugar pada tahun 1991 dan selesai pada tahun 1995. 

Tidak ada informasi yang detail mengenai candi ini akan tetapi menurut informasi yang ada bahwa candi ini merupakan suatu bentuk gapura bagian luar dari suatu bangunan induk sehingga kemungkinan di belakang gapura ini terdapat suatu komplek bangunan yang megah dimasa itu karena gapuranya juga megah dan gagah.

Tempat dibelakang candi Wringin Lawang ini belum diketemukan sisa-sia bangunan masa lalu dan sekarang dibelakang candi ini ditumbuhi tanaman tebu yang tumbuh subur dan nampak luas memandang hamparan tebu semua. Disamping kanan dan kiri komplek candi Wringin Lawang ini juga terdapat area persawahan penduduk yang cukup luas dan nampak subur.

(Selamat berlibur Bersama Keluarga)



Kamis, 18 Juli 2019

ARCA JOKO DOLOG PERWUJUDAN RAJA KERTANEGARA

Arca Joko Dolog (doc. pribadi)

Di Surabaya ada sebuah peninggalan budaya yang sangat tidak bernilai harganya dan hampir saja hilang dari tanah Indonesia, peninggalan tersebut adalah Arca Joko Dolog yang berada di pusat kota tepatnya di Jalan Taman Apsari kota Surabaya dan persis di depan gedung negara Grahadi.
Arca Joko Dolog menurut legenda dibuat pada tahun 1289 Masehi sebagai bentuk penghormatan kepada Raja Kertanegara yang memerintah kerajaan  saat itu. Arca tersebut ditemukan di desa Bejinjong, Trowulan, Mojokerto. dan dibawa  ke Surabaya pada tahun 1817 dengan rencana akan di bawa ke Belanda akan tetapi karena sesuatu hal ditinggalkan di tepi sungai dan akhirnya dipndahkan ke jalan Taman Apsari Surabaya sampai sekarang (versi cerita yang tertulis di depan Arca Joko Dolog).

Sedangkan menurut versi yang lain yang tertulis di halaman web Dinas Pariwisata Kota Surabaya bahwa Arca Joko Dolog dibuat pada 1211 Saka atau 1289 M di makam Wurarare [Lemahtulia], yang merupakan rumah Mpu Bharadah di desa Kedungwulan, dekat kota Nganjuk, Jawa Timur. Patung ini dibuat untuk menghormati Putra Kertanegara, yaitu Wisnu Wardhana sebagai raja Singosari pada saat itu. Dia terkenal karena kebijaksanaannya, pengetahuan luas di bidang hukum dan ketaatan kepada agama Buddha dan cita-cita yang ingin mempersatukan bangsa Indonesia. Menurut Bupati Surabaya, Arca Joko Dolog ditemukan di kandang gajah. Pada 1827 pada era pemerintah Hindia Belanda, yang berada di bawah Residen De Salls, memindahkan patung itu ke Surabaya dan ditempatkan di taman Apsari.

Dari berbagai versi sejarah juga ada versi legenda atau ceritera rakyat mengenai Arca Joko Dolog. Berdasarkan ceritera rakyat  Arca Joko Dolog merupakan sebuah arca yang konon merupakan penjelmaan dari tubuh Pangeran Jaka Taruna putra adipati Kediri. Menurut cerita, Jaka Taruna ingin mempersunting Purbawati, putri Adipati Jayengrana. Selain Jaka Taruna, Pangeran Situbondo juga ingin mempersunting Purbawati. Adipati Jayengrana merupakan adipati Surabaya. Jaka Taruna kalah bertarung melawan Pangeran Situbondo akan tetapi dengan bantuan Jaka Jumput  Pangeran Situbondo dapat dikalahkan. Jaka Taruna kemudian bertarung dengan Jaka Jumput dan akhirnya kalah  serta tidak bergerak sama sekali berubah menjadi Arca.

Adanya berbagai versi keberadaan Acra Joko Dolog justru semakin memkaya kasanah kebudayaan yang ada sehingga perlu adanya kajian yang sangat mendalam tentang Arca Joko Dolog tersebut. Keberadaan suatu penginggalan budaya yang berada di kota besar yang tidak tergusur oleh modernisasi sangat diapresiasi dan mendapat penghargaan untuk siapa saja yang terlibat dalam keberadaan cagar budaya ini.

Arca Joko Dolog berada di depan gedung negara Grahadi dan kalau dari jalan raya Gubernur Suryo keberadaannya tidak kelihatan karena harus masuk kedalam melalui jalan Taman Apsari yang sekelilingnya sangat rindang dan asri adanya taman yang dibangun oleh Pemerintah Kota Surabaya.

Pintu masuk di komplek Arca Joko Dolog tampak bersih dan rindang dengan gapura utama yang kokoh walaupun kecil akan tetapi semakin tampak tenang dan teduh karena ada pohon beringin besar yang tumbuh subur. Di dekat pintu ada papan dari dinas purbakala bahwa situs ini merupakan aset yang harus dilindungi. Parkir bagi pengunjung yang memakai roda dua dapat ditempatkan disamping gapura dan sudah ada papan informasinya sedangkan pengunjung yang memakai roda empat dapat parkir di dekat taman Monumen Gubernur Suryo.


Gapura Masuk Arca Joko Dolog (doc. pribadi)


Papan Petunjuk Arca joko Dolog (doc. pribadi)

Setelah melewati pintu gerbang Arca Joko Dolog langsung tercium aroma hio atau pembakaran dupa untuk ibadah. Dibelakang gapura tampak arca pejaga yang selalu siap dalam menjaga dan melindungi junjungannya. Arca penjaga tersebut berjejer di kanan dan kiri jalan menuju Arca Joko Dolog. Arca Joko Dolog berada di tempat yang cukup tinggi dan terlindungi oleh cungkup yang tampak bersih dan rapi.


Arca Penjaga di komplek Arca Joko Dolog (doc. pribadi)

Di lingkungan komplek Arca Joko Dolog akan banyak ditemukan berbagai arca yang tampak terawat dan masih dalam kondisi baik. Di dalam komplek Arca Joko Dolog juga ada papan pengumuman larangan bagi pengunjung untuk merusak cagar budaya yang dilindungi ini dan ada ancaman hukuman yang harus diterima bagi siapa saja yang melakukan perusakan.

Selain sebagai tempat ibadah sayang sekali kadang-kadang ada pengunjung yang tidur di dekat Arca Joko Dolog baik di samping atau di depan Arca yang kadang-kadang mengganggu kenyamanan pengunjung lain. Kedepan diharapkan ada perhatian lebih dari pemerintah dan disediakan tempat khusus bagi pengunjung yang beristirahat agar tidak mengganggu kenyamanan pengunjung lain.

(Selamat Berlibur Bersama Keluarga)

MONUMEN PERJUANGAN DI JALAN KOMBES M. DURYAT SURABAYA

Monumen Perjuangan (doc. pribadi)

Merdeka atau Mati
Sewaktu Petjah Revolusi 17 Agustus 1945 dan Berkobarnya Pertempuran 10 Nopember 1945 Di Sekitar Djalan Kaliasin ini (Sekarang Djalan Djendral Basuki Rachmat) Terletak Markas Markas Pertempuran Arek Arek Suroboyo Waktu Menghadapi Kaum Pendjadjah
Surabaya 10 Nopember 1970

Kalimat tersebut di atas adalah yang tertulis di dalam plakat Monumen yang berdiri kokoh di pinggir jalan Jenderal Basuki Rachmat dan tepat ujung jalan Kombes M Duryat. Monumen perjuangan ini keberadaanya juga sudah mulai terlupakan oleh perkembangan zaman. Monumen yang menggambarkan seorang pejuang muda dengan tangan kiri mengepal dengan kuat dan tangan kanan mengacungkan sebilah keris keatas seolah siap menghadapi musuh-musuhnya.

Disekitar monumen terdapat taman yang tampak subur sehingga daun-daun bunga yang ditanampun nampak menutupi sebagian plakat yang ada di bawah kaki monumen. Keberadaan monumen ini menegaskan kota Surabaya sebagai kota pahlawan bahwa dulu di semua wilayah terjadi pertempuran melawan penjajah.


Plakat Monumen Perjuangan di Jalan Kombes M. Duryat Surabaya (doc. pribadi)

Keberadaan monumen ini masih kalah mentereng dengan adanya pos Polisi yang dibangun tepat dibelakang monumen dan di depan pintu masuk pos Polisi juga terdapat toilet portable yang keberadaanya sungguh sangat mengganggu keindahan monumen, apalagi pada acara-acara tertentu banyak pernik-pernik yang di pasang disekitar monumen sehingga semakin menenggelamkan keberadaan monumen tersebut.

Sebenarnya di samping Monumen Perjuangan ini juga terdapat Monumen Pagupon atau Monumen Radio yang pada saat perjuangan dahulu dipergunakan pemancar radio sehingga mampu menjangkau ke pelosok-pelosok daerah. Keberadaan Monumen Pagupon ini sudah hampir hilang dan tidak dianggap lagi keberadaannya dengan berdiri disangga tali dan diikatkan di pohon yang ada di taman.


Monumen Pagupon di Jalan Kombes M. Duryat (doc. pribadi)

Dengan tidak terawatnya monumen yang ada di jalan ini dan keberadaanya kalah oleh bangunan-bangunan lainnya menunjukkan bahwa masih kurangnya perhatian pemerintah akan peninggalan sejarah yang perlu dilestarikan dan dirawat sehingga generasi yang akan datang mengetahui nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan.

(Selamat Berlibur Bersama Keluarga)

TAMAN PERSAHABATAN JALAN SULAWESI SURABAYA

Taman Persahabatan (doc. pribadi)

Mengunjungi taman-taman di Surabaya tidak akan lengkap kalau belum mengunjungi Taman Persahabatan di jalan Sulawesi Surabaya. Taman Persahabatan yang dahulu bernama Taman Sulawesi dan sampai dengan sekarang orangpun biasa menyebut Taman Sulawesi daripada Taman Persahabatan walaupun sudah ada tulisan besar di pinggir taman bahwa taman tersebut bernama Taman Persahabatan.

Taman Persahabatan dibangun pada masa walikota Surabaya dijabat oleh Bapak Bambang Dwi Hartono dan bu Tri Rismaharini walikota sekarang masih menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan sekarang menjadi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau. Taman Persahabatan menjadi cikal bakal dimulainya pembangunan taman-taman yang ada di kota Surabaya agar semakin sejuk dan indah.

Pembangunan Taman Persahabatan di tandai dengan penanaman pohon bersama pada tahun 2007 antara walikota Surabaya dengan walikota Kochi Jepang. Sampai sekarang di dekat pohon mimbao yang ada di Taman Persahabatan terdapat plakat atau prasasti yang ditandatangani oleh kedua walikota tersebut.


Prasasti Penanaman Pohon Bersama di Taman Persahabatan (doc. pribadi)

Pada tahun 2015  di Taman Persahabatan ini di bangun monumen kerjasama antara pemerintah kota Surabaya dengan pemerintah kota Guangzhou, China, yang menegaskan bahwa di taman ini telah terukir secara simbolis kerjasama pemerintah kota Surabaya dengan berbagai kota di negara-negara asia.


Monumen Persahabatan di Taman Persahabatan (doc. pribadi)

Fasilitas di Taman Persahabatan cukup lengkap baik tempat duduk, sarana olahraga dan toilet juga tersedia, akan tetapi sayang untuk parkir kendaraan hanya tersedia bagi roda dua saja dan itupun tidak dapat memuat banyak kendaraan serta untuk dapat parkir harus hati-hati agar tidak terpeleset. Di taman ini pengunjung anak-anak dimanjakan dengan berbagai fasilitas permainan anak yang beraneka ragam dan dalam jumlah lumayan banyak. Berbagai fasilitas mainan anak yang ada di taman ini juga tampak terawat dengan baik. Bagi orang tua yang mengawasi anaknya dapat duduk-duduk dikursi taman yang tersedia cukup banyak dan dalam kondisi yang baik.


Fasilitas Permainan di Taman Persahabatan (doc. pribadi)

Taman Persahabatan tempatnya lumayan teduh dan sejuk karena selain banyak pohon besar yang dipertahankan juga terdapat berbagai kolam air yang ada air mancurnya dan juga ada air terjun buatan yang menambah kesejukan di taman ini. Jalan dan kondisi taman yang terawat dan selalu dibersihkan oleh petugas kebersihan yang ada semakin membuat pengunjung betah berlama-lama di taman ini.


Kolam Air di Taman Persahabatan (doc. pribadi)


Lingkungan dan Suasana Rindang di Taman Persahabatan (doc. pribadi)

(Selamat Berlibur Bersama Keluarga)

Rabu, 17 Juli 2019

AIR MANCUR DI BALAIKOTA SURABAYA

Balaikota Surabaya (doc. pribadi)

Setiap kota atau kabupaten di pulau jawa biasanya ada alun-alun atau tanah lapang yang biasa dipergunakan untuk kegiatan masyarakat, akan tetapi untuk kota Surabaya tidak mempunyai alun-alun. Sejarah kota Surabaya mengidentifikasikan bahwa Surabaya pernah memiliki alun-alun yaitu alun-alun contong yang sekarang menjadi sebuah perkampungan dan pertokoan. Menurut versi lain alun-alun Surabaya adalah tanah lapang yang sekarang di pakai tempat berdirinya Tugu Pahlawan. Walikota Surabaya Tri Rismaharini berencana akan membuat alun-alun di seberang Balai Pemuda.

Di depan kantor walikota Surabaya juga terdapat tanah lapang akan tetapi tidak terlalu luas dan sekarang sudah tidak berbentuk tanah lapang lagi akan tetapi sudah berupa taman yang indah dengan berbagai fasilitas yang ada. Taman di depan gedung Balaikota Surabaya lebih di kenal dengan nama Taman Surya. Fasilitas di Taman Surya lebih ditekankan untuk kegiatan bersantai dan bercengkerama dengan keluarga sehingga tidak ada sarana permainan anak-anak akan tetapi ada wahana yang dapat menghibur anak-anak.

Orang tua dan anak-anak biasanya senang berlibur di Taman Surya karena tempatnya bersih dan lumayan teduh untuk dipagi dan sore hari sedangkan untuk siang hari terasa panas karena tidak ada pohon rindang yang dapat memberi keteduhan. Anak-anak biasanya bermain air diluar pagar sambil menari-nari karena kegirangan air yang mucrat dari lantai membuat anak-anak senang berbasah-nasah ria akan tetapi orang tua harus waspada dalam mengawasi anaknya karena tempatnya disamping jalan raya yang ramai.

Pada hari minggu pagi dan sore hari biasanya banyak orang berolah raga di Taman Surya baik itu olahraga bola volley untuk orang dewasa atau olah raga sepatu roda yang biasanya diberi jalur atau rintangan untuk melatih ketrampilan anak-anak.

Air mancur di tengah-tengah Taman Surya atau yang sekarang lebih ditekankan kemasyarakat nama Balaikotanya juga sangat indah dan lumayan cukup besarserta apabila sudah sore hari menjelang petang lampu-lampu warna warni akan semakin mempercantik air mancur. Disekitar air mancur juga terdapat tempat duduk yang dapat dipergunakan oleh pengunjung menikmati indahnya air mancur di taman.


Air Mancur di Balaikota Surabaya (doc. pribadi)

Di Taman Balaikota selain air mancur ada fasilitas cantik lain yang dapat dipergunakan spot foto oleh pengunjung baik itu lampu-lampu taman antik yang banyak bertebaran di taman ataupun latar belakang bunga warna warni yang tumbuh dengan subur dan tampak begitu indah. Walapun taman bunga selalu disiram dan dirawat dengan baik akan tetapi keberadan taman ini tidak mengotori lantai keramik taman sehingga taman begitu indah dan bersih.


Lantai bersih di Taman Balaikota (doc. pribadi)

Selain fasilitas yang ada sebenarnya fasilitas yang membuat pengunjung senang ke Balaikota karena tempat parkirnya yang luas dan tersedia tempat parkir untuk kendaraan roda empat ataupun roda dua. Kemanan di Taman Balaikota juga sangat terjamin karena ada petugas khusus yang ditugaskan oleh Pemerintah Kota Surabaya baik dari unsur Linmas atau Satpol PP yang selalu siaga disekitar taman.

(Selamat Berlibur Bersama Keluarga)

MONUMEN RS SIMPANG SURABAYA

Monumen RS Simpang Surabaya (doc. pribadi)

Pada masa penjajahan dan masa kemerdekaan pernah berdiri RS. Simpang yang merupakan rumah sakit terbesar di Surabaya pada masa itu. Rumah sakit Simpang sekarang sudah tidak ada lagi keberadaannya dan dilahan bekas rumah sakit telah berdiri pusat perbelanjaan yang cukup legendaris di Surabaya dan masih menjadi jujugan orang Surabaya walaupun bangunannya tidak terlalu luas akan tetapi cukup nyaman bagi para pengunjung.

Bangunan Rumah Sakit Simpang dijadikan pusat perbelanjaan atau Mall pada tahun 1988 dengan diresmikannya Delta Plaza Surabaya oleh presiden Soeharto dan sekarang namanya menjadi Plaza Surabaya. Bangunan rumah sakit sudah tidak ada lagi dan dirubuhkan dengan diganti menjadi bangunan modern dengan fasilitas modern standar pusat perbelanjaan.

Sebagai pengingat bahwa lahan Delta Plaza Surabaya atau sekarang Surabaya Plaza merupakan bangunan bekas rumah sakit simpang maka oleh pemerintah di bangun monumen yang menunjukkan bahwa lokasi itu dahulu bangunan rumah sakit dan bagaimana kondisi rumah sakit tersebut saat perang mempertahankan kemerdekaan. Kondisi rumah sakit pada masa kemerdekaan tertulis di dalam plakat yang ditempelkan dalam monumen dengan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.


Plakat di Monumen RS Simpang (doc. pribadi)


Plakat dalam bahasa Inggris di Monumen RS Simpang (doc. pribadi)

Monumen yang dibangun sebagai tetenger atau pengingat mengenai rumah sakit simpang berada di pulau jalan Plaza Boulevard Surabaya didekat jalan Raya Pemuda. Monumen yang hanya setinggi kurang lebih 3 meter tampak di kelilingi oleh rantai pengaman agar tidak ditempati oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Monumen ini sebelumnya tertutup oleh lapak pedagang kaki lima yang menjamur berjualan di jalan plaza boulevard hingga kira-kira pada tahun 2008  semua pedagang digusur dan dilarang berjualan di arena tersebut. Saat sekarang kondisi monumen dapat terlihat jelas oleh pengendara atau orang yang lewat disekitar monumen dan kondisinya sudah sangat bersih dan terawat.

sumber : Tulisan di plakat monumen RS Rimpang dan AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 7, No. 1 Tahun 2019.

(Selamat Berlibur Bersama Keluarga)

MONUMEN KARAPAN SAPI DI SURABAYA

Monumen Karapan Sapi di Surabaya (doc. pribadi)

Karapan Sapi merupakan tradisi khas suku Madura dan biasanya tradisi ini dilaksanakan pada musim bercocok tanam. Madura sebagai bagian dari propinsi Jawa Timur sedangkan propinsi Jawa Timur sediri beribukota di Surabaya. Pada masa pemerintahan gubernur Jawa Timur di jabat oleh Mohammad Noer pada tahun 1967 s/d 1976 beliau mempunyai inisiatif untuk membangun monumen karapan sapi di Surabaya.

Pembangunan monumen Karapan Sapi di setujui oleh pemerintah pusat dan dilaksanakan pembangunannya setelah Mohammad Noer sudah tidak menjabat lagi sebagai gubernur Jawa Timur. Pelaksanaan pembangunan monumen dipercayakan kepada seniman patung I Nyoman Nuarta yang merupakan seniman berasal dari Bali dan tinggal di Bandung. Monumen Karapan Sapi dibuat dari bahan tembaga dan semen dengan bentuk enam ekor sapi dan tiga orang penunggang yang berpacu melesat kedepan.

Monumen Karapan Sapi terletak di pusat kota Surabaya berada di lahan putaran balik jalan Panglima Sudirman dan Jalan Basuki Rachmad. Bagi pengunjung yang ingin menikmati monumen ini bagi pemilik roda empat hanya dapat parkir di jalan Basuki Rachmad sedangkan bagi pemilik roda dua dapat lewat dari jalan Panglima Sudirman atau jalan Basuki Rachmad dan parkir tepat dibelakang monumen.

Monumen Karapan Sapi diresmikan oleh Presiden Soeharto saat itu dengan ditandai plakat peresmian yang terpasang tepat di depan monumen. Pada plakat monumen presiden Soeharto memberi kata sambutan dan harapan maksud atau filosofi pembangunan monumen ini. Tulisan yang terdapat di dalam plakat peresmian adalah "Ku Hantarkan Kau Melanjutkan Perjuangan Mengisi Kemerdekaan dengan Pembangunan yang Tiada Mengenal Akhir, Surabaya 10 Nopember 1990, Presiden Republik Indonesia, Soeharto".

]
Plakat Peresmian Monumen Karapan Sapi (doc. pribadi)

Kalau di lihat dari depan monumen Karapan Sapi ini yang terlihat hanya sapi-sapinya saja sedangkan para joki atau penunggangnya tidak terlihat dan akan terlihat kalau dilihat dari sampaing atau dari belakang. Kalau di lihat dari belakang nampak para joki berusaha menghalau sapi-sapinya agar melesat maju ke depan dan berusaha jadi yang tercepat.


Monumen Karapan Sapi dilihat dari belakang (doc. pribadi)

Pemerintah kota Surabaya berusaha mempercantik taman di sekitar monumen Karapan Sapi dengan menambahi ornamen lampu ataupun air mancur yang ada di belakang monumen. Air mancur akan nampak indah apabila dinikmati di malam hari karena ada lampu-lampu sorot yang semakin mempercantik monumen dan taman yang ada. Petugas khusus disiapkan oleh pemerintah kota Surabaya sehingga kebersihan dan keindahan monumen tetep terjaga. Ada beberapa kekuarangan monumen ini kalau dinikmati oleh orang umum yaitu tidak adanya fasilitas bagi pengunjung duduk santai karena memang lahan yang terbatas dan monumen yang berada di jalur protokol yang padat kendaraan.

(Selamat Berlibur Bersama Keluarga)

Selasa, 16 Juli 2019

CANDI MIRIGAMBAR TULUNGAGUNG

Candi MIrigambar Tulungagung (doc. pribadi)

Tulungagung merupakan kabupaten yang ada di Jawa Timur dengan banyak peninggalan era kerajaan terutama kerajaan Majapahit. Di Tulung agung ada lebih dari 10 situs baik berupa pertapaan ataupun candi yang sampai sekarang masih ada walaupun tidak dikelola sebagai tempat wisata tetapi keberadaanya masih sangat diperhatikan dengan memberi pagar pelindung untuk peninggalan tersebut.

Pada perjalanan saya kali ini mengunjungi Candi Mirigambar yang merupakan peninggalan kerajaan Majapahit  diamana pada papan petunjuk yang terpasang di lokasi candi, bahwa candi Mirigambar dibangun pada masa pemerintahan Wikramawardhanapada tahun 1389 M sampai dengan 1429 M. Candi Mirigambar merupakan candi yang kalau dilihat dari bentuk dan peninggalan yang ada di area candi merupakan candi Hindu dan berbentuk candi Tunggal yaang tersusun dari batu bata merah dengan relief-relief manusia dan tumbuhan.


Papan Informasi Candi Mirigambar (doc. pribadi)

Pada papan informasi yang dipasang dicandi Mirigambar dijelaskan secara detail mengenai sejarah ccandi Mirigambar sehingga pengunjung dapat mengetahui sejarah candi tersebut tanpa bertanya kepada petugas atau orang yang mengetahui candi Miri gambar karena pada saat saya berkunjung di candi tersebut tidak ada orang sama sekali sehingga tidak bisa menggali informasi lebih lanjut tentang keberadaan candi Mirigambar.

Untuk menuju candi Mirigambar sudah ada papan petunjuk arah mengenai candi tersebut akan tetapi karena papan petunjuknya masih sangat minim jumlahnya saya mencari alamat candi menggunakan aplikasi Google maps. Bagi pengunjung dapat menggunakan kedaraan rooda dua ataupun roda empat untuk menuju lokasi candi dan dapat diparkir di lapangan dekat candi karena lokasi candi Mirigambar persis ditimur lapangan.

Pintu masuk candi Mirigambar ada di sebelah barat candi dan jalan menuju candi ada di samping lapangan dengan jalan kecil yang hanya satu meter akan tetapi pengujung juga dapat lewat lapangan karena jalan masuk resmi candi hanya berupa jalan setapak kecil yang hanya dilalui kendaraan roda dua saja. Sebenarnya di depan candi Mirigambar ada ringin sakembaran atau dua buah pohon beringin yang menjulang tinggi dan sangat teduh akan tetapi pada saat saya berkunjung kesana ringinnya tinggal satu saja dan yang satunya roboh karena usia dan angin sehingga ditebang dan sisa-sia pohon yang tidak ditebang sedang dibakar oleh orang agar tidak perlu tenaga besar dalam pembersihan.


Ringin di Depan Candi Mirigambar (doc. pribadi)

Relief yang ada di dinding candi beberapa bagian masih utuk dan nampak jelas baik itu relief tanaman ataupun relief orang akan tetapi beberapa relief sudah hancur karena termakan usia. Candi yang terbuat dari bata merah membuat kerusakan relief lebih cepat karena hujan dan angin apalagi tidak ada perawatan secara khusus untuk mencegah kerusakan pada candi.


Relief Orang di Candi Mirigambar (doc. Pribadi)


Relief Tanaman di Candi Mirigambar (doc. pribadi)

Andai saja candi Mirigambar dipugar dan kembali dalam keaadaan utuh bisa dijadikan obyek wisata sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar dan menjadi pemasukan anggaran bagi daerah. Candi Mirigambar termasuk candi yang cantik dan indah sehingga layak jual untuk wisatawan dan apabila dikelola dengan baik bisa menarik banyak pengunjung karena untuk mencapai kelokasi sangat mudah.

(Selamat berlibur bersama keluarga)

MAKAM SITI INGGIL MOJOKERTO

Belajar sejarah kejayaan masa lalu di Indonesia di bisa dilepaskan peran serta kerajaan Majapahit sebagai salah satu kerajaan yang terbesar di Indonesia pada masanya. Kerajaan Majapahit yang berpusat di Trowulan Kabupaten Mojokerto banyak peninggalan sejarah masa lalu yang layak untuk di kunjungi dan salah satunya Siti Inggil adalah tempat pertapaan Raden Wijaya atau dikenal juga sebagai Kertarajasa Jayawardhana atau dikenal juga sebagai Brawijaya I.

Siti Inggil terletak di Bejinjong, Trowulan Kota Mojokerto dan untuk meuju kesana memang tidak ada papan petunjuk yang dapat dilihat oleh orang secara jelas tetapi dengan menggunakan aplikasi google maps pengunjung dapat dengan mudah mencapai daerah tersebut. Untuk mencapai Siti Inggil dari kota Surabaya menuju ke arah kota Jombang dan setelah sampai di kota kecamatan Trowulan akan nampak papan petunjuk arah pendopo Majapahit dan lanjut lagi ke arah barat kira-kira satu kilometer putar balik ke arah Surabaya dan masuk gang ke kiri arah Budha Tidur.

Suasana di Siti Inggil sangat menyejukkan dengan banyaknya pohon rindang yang tumbuh subur dan menghijau. Siti Inggil merupakan makam yang terletak di tengah persawahan sehingga suasananya sangat sejuk dan menyegarkan jauh dari Polusi sehingga sangat enak untuk dibuat tempat istirahat melepas lelah. Pada komplek Siti Inggil juga terdapat aula yang dapat dipergunakan pengunjung beristirahat dan tidur-tiduran sambil menikmati suasana yang tenang dan menyejukkan. Pada langit langit aula terdapat lukisan para dewa agama Hindu yang terdapat juga dikisah Mahabarata yang sangat termasyur.


Lukisan Para Dewa Agama Hindu di Aula Makam Siti Inggil (doc. pribadi)

Siti Inggil memang tidak begitu ramai oleh pengunjung tetapi pengunjung selalu ada dan silih berganti untuk mengunjunginya. Karena Siti Inggil merupakan makam maka di sekitar makam utama yang terletak di tanah yang tinggi juga terdapat makam-makam lain yang berada di barat makam utama. Makam yang berda di tanah yang datar ada di samping pintu masuk sebelah barat dan ada di barat daya makam utama yang terpisah dengan tempat parkir kendaraan.


Salah Satu Makam di Komplek Siti Inggil (doc. pribadi)

Pengunjung yang ingin memasuki makam utama Siti Inggil dapat mellui pintu barat ataupun pintu timur dan pengunjung yang memasuki makam utama harus meminta ijin kepada juru kunci yang bertugas di makam tersebut karena kalau sudah tidak ada pengunjung makam akan dikunci. Gapura pintu masuk nampak kokoh dengan arsitektur kerajaan Majapahit tempo dahulu yang pernah berjaya di Indonesia. Di pintu timur terdapat papan informasi juga bahwa makam tersebut merupakan tempat pertapaan Raden Wijaya.


Pintu Barat Makam Utama Siti Inggil (doc. pribadi)


Pintu Timur Makam Utama Siti Inggil (doc. pribadi)

(Selamat Berlibur Bersama Keluarga)

BERWISATA DI BUDHA TIDUR MOJOKERTO


Budha Tidur (doc. pribadi)

Berkunjung dan berwisata di Mojokerto jangan lupa mampir di tempat wisata religi Budha Tidur yang terletak di desa Bejinjong, Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Tempat wisata Budha Tidur selalu ramai oleh pengunjung dari berbagai macam agama bukan hanya umat agama Budha. Tempat parkir di area Budha Tidur tersedia cukup luas baik untuk roda empat ataupun roda dua akan tetapi memamng ongkos parkir yang harus dibayar lumayan mahal apalagi pada saat liburan dimana pengunjung untuk kendaraan roda empat harus membayar biaya Rp. 10.000,- sedangkan sepeda motor Rp. 5.000,-. Pengelolaan parkir dengan memberdayakan masyarakat sekitar atau karang taruna sehingga keberadaan wisata ini membuat ekonomi masyarakat sekitar juga ikut terdongkrak dengan banyaknya pedagang yang berjualan disekitar lookasi wisata baik oleh-oleh atau makanan. Setiap pengunjung di wisata Budha Tidur harus membayar biaya retribusi yang cukup murah untuk membantu pengelola dalam merawat tempat wisata religi tersebut. Fasilitas pendukung di tempat wisata Budha tidur juga cukup lengkap baik untuk tempat makan maupun fasilitas pendukung yang lain.

Setelah melewati pintu gerbang tempat wisata Budha Tidur pengunjung selesai membayar karcis masuk akan langsung dijumpai gedung Sasono Budoyo yang didepan gedung terdapat patung umat Budha berdiri dengan berbagai posisi tangan. Gedung ini tidak dibuka untuk umum tetapi pengunjung dapat berfoto dengan latar belakang gedung ini dengan batas untuk foto yang sudah diberi tanda sehingga pengunjung tidak boleh melebihi batas tersebut.


Gedung Sasono Budoyo di Komplek Budha Tidur (doc. pribadi)

Patung Budha Tidur terdapat ditengah kolam yang kelihatan besar dari ujung rambut sampai ujung kaki dan pengunjung dapat berfoto dengan latar belakang patung Budha Tidur baik di dekat patung atau dari kejauhan. Kolam yang berada di bawah patung Budha Tidur berisi ikan yang tampak berenang kesana kemari dan jumlahnya lumayan banyak serta pengunjung dapat juga memberi makan ikan dengan membeli pakan ikan yang di jual di area komplek wisata ini. Patung Budha Tidur berwarna keemasan sehingga nampak megah dan nampak mencolok dibandingkan warna bangunan dan ornamen yang ada disekitarnya.


Kolam Ikan di bawah Patung Budha Tidur (doc. pribadi)

Disekitar kolam ikan juga terdapat kolam yang berisi tanaman Teratai yang tumbuh subur dan sangat indah apabila bunganya mekar. Bunga Teratai nampak penuh memenuhi kolam yang berukuran tidak terlalu besar. Pengunjung dapat juga berfoto dengan latar belakang kolam bunga teratai ini akan tetapi harus hati-hati karena disamping kolam ini terdapat kolam besar yang berisi ikan dan ditengah-tengah kolam ini terdapat patung Budha Tidur.


Kolam Bunga Teratai (doc. pribadi)

Pengunjung yang berwisata dikomplek Budha TIdur dapat menikmati dan berjalan-jalan diseluruh area komplek wisata Budha Tidur kecuali utnuk untuk ruangan memang tertutup sedangkan di setiap taman boleh dinikmati oleh semua pengunjung. Walaupun pengunjung bebas berkeliling dan menikmati tempat wisata ini agar selalu menjaga dan selalu bersifat sopan karena ini adalah tempat ibadah sehingga semua orang harus menghormatinya walaupun berbeda-beda keyakinan atau agama.

(Selamat Berlibur Bersama Keluarga)

Senin, 15 Juli 2019

CANDI AMPEL TULUNGAGUNG




Candi Ampel Tulungagung (doc. pribadi)

Di Tulungagung banyak terdapat peninggalan sejarah kerajaan terutama kerajaan Majapahit dan salah satunya yang layak untuk dikunjungi adalah Candi Ampel yang terletak di desa Joho, kecamatan Kalidawir. Candi Ampel merupakan salah satu peninggalan agama Hindu yang difungsikan sebagai tempat pemujaan. Pintu masuk candi Ampel ada disebelah barat dan pintu masuknya di kunci sehingga pengunjung yang ingin mengunjunginya dapat masuk dari celah pagar kawat besi yang agak longgar. Petugas atau juru kunci pada saat saya berkunjung di candi Ampel tidak ada sehingga saya tidak bisa bertanya secara detail atau lebih lanjut mengenai keberadaan candi tersebut. Pengunjung yang ingin mengetahui sejarah dibuatnya candi Ampel dapat membaca di papan informasi yang dibangun oleh pemerintah. Papan informasi dibuat dengan papan yang cukup besar dan mudah dibaca oleh setiap pengunjung.


Papan Informasi Candi Ampel (doc. pribadi)

Letak candi Ampel berada pada gang yang hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda empat tetapi tidak bisa di buat papasan dengan kendaraan lain dan tidak ada tempat parkir yang dapat dipergunakan oleh pengunjung. Tempat parkir yang dapat dipergunakan oleh pengunjung ada pada halaman masjid yang tempatnya persis berhadapan dengan candi Ampel akan tetapi lebih mudah pengunjung menggunakan roda dua agar tidak kesulitan untuk parkir.
Keadaan candi Ampel sekarang sudah hancur dan hanya dapat dilihat relief atau ornamen yang terdapat pada dinding atau batu bata candi yang nampak berserakan. Relief atau ornamen tersebut berupa tanaman atau flora yang masih ada akan tetapi tidak banyak relief atau ornamen yang tersisa. Bangunan candi ada yang terbuat dari batu bata ada pula yang terbuat dari batu andesit akan tetapi keberadaanya sudah berserakan dan tidak tersusun dengan baik.

] 
Salah Satu Ornamen/Relief di Candi Ampel (doc. pribadi)

Pada bangunan candi Ampel tumbuh pohon yang sangat besar dan rindang dengan akar yang mencengkeram bangunan candi dan bahkan juga turut merusak bangunan candi. Keberadaan pohon yang berada di tubuh candi selain merusak juga dapat melindungi candi dari panas dan hujan sehingga memperlambat proses pelapukan. Walaupun bangunan candi berada di bawah pohon dan disekitarnya adalah hutan pohon jati akan tetapi area candi sungguh sangat bersih dan rapi. Binatang piaraan penduduk terutama ayam kadang berada di atas bangunan candi dan nampak berkeliaran dengan bebas akan tetapi dengan pagar kawat berduri yang ada binatang ternak milik penduduk yang lebih besar tidak bisa masuk di area candi. Kedepan besar aharapan agar pemerintah memberikan perhatian terhadap peninggalan sejarah bangsa sehingga keberadaanya tidak akan hilang walaupun candi tersebut sudah tidak dipergunakan untuk ibadah akan tetapi sangat diperlukan untuk ilmu pengetahuan.

(Selamat Berlibur Bersama Keluarga)