Kamis, 08 Agustus 2019

MASJID MUHAMMAD CHENG HOO SURABAYA

Masjid Muhammad Cheng Hoo (doc. pribadi)

Masjid yang merupakan salah satu tempat wisata religi di Surabaya ini bertempat di jalan Gading, Ketabang, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya dan berada dekat (kurang lebih 1 km) dengan kantor Balaikota Surabaya. Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke masjid Muhammad Cheng Hoo dapat menggunakan aplikasi Maps atau aplikasi yang lain apabila belum tahu daerah-daerah di Surabaya akan tetapi tanpa menggunakan aplikasi tersebut pengunjung tinggal mencari saja Balaikota Surabaya yang merupakan kantor walikota dan di sekitar kantor tersebut sudah banyak yang tahu. Pada pintu gang masuk masjid sudah diberi papan petunjuk arah tempat wisata religi masjid Muhammad Cheng Hoo dan pintu gang ini berada persis dibelakang makam pahlawan kota Surabaya yang berada di jalan Kusuma Bangsa. 

Masjid Muhammad Cheng Hoo cukup unik selain namanya yang berbagu Tionghoa tetapi juga karena arsitekturnya seperti bangunan kelenteng dari Tionghoa dan merupakan masjid yang dibangun setelah keran kebebasan beragama dibuka atau era reformasi di Indonesia. Seperti kita ketahui pada masa pemerintahan presiden Soeharto agama Konghucu belum diakui sebagai agama resmi dan tidak boleh ada simbol-simbol agama konghucu yang dibangun baru di Indonesia kecuali bangunan kelenteng sudah ada karena dibangun sebelum Indonesia merdeka dan masih dipergunakan oleh umat konghucu untuk beribadah.

Pembangunan masjid Muhammad Cheng Hoo merupakan hasil dari ide dan gagasan para pemeluk agama Islam dari keturunan Tionghoa yang didukung oleh para pengusaha, tokoh pemerintah daerah dan pemerintah pusat serta masyarakat Surabaya. Peresmian masjid Muhammad Cheng Hoo di Surabaya dilakukan oleh Menteri Agama Republik Indonesia Bapak Prof. Dr. Said Agil Husin Al Munawar MA, pada tanggal 28 Mei 2003. Masjid Muhammad Cheng Hoo ini merupakan masjid yang pertama yang bernama tersebut dan berarsitektur dengan ciri khas kelenteng Tioanghoa di Indonesia dan setelah masjid ini berdiri kemudian bermunculan nama masjid dan arsitektur yang sama di Indonesia.

Prasasti Peresmian Masjid Muhammad Cheng Hoo
(doc. pribadi)

Disamping masjid Muhammad Cheng Hoo berdiri bangunan yang dipergunakan sebagai sarana kegiatan yayasan pengelola masjid dan pada tembok sisi utara bangunan terdapat berbagai macam plakat yang dipajang dan menempel pada dinding bangunan berupa sejarah pembangunan masjid, keterangan siapa tokoh Muhammad Cheng Hoo, dan prasasti-prasasti yang lain baik dukungan dari para tokoh agama ataupun dari perwakilan negara lain serta hal-hal yang terkait dengan masjid Muhammad Cheng Hoo.

Plakat mengenai masjid Muhammad Cheng Hoo
(doc. pribadi)

Masjid Muhammad Cheng Hoo tidak terlalu besar bahkan hanya sebesar bangunan mushola di kampung-kampung atau desa akan tetapi memasuki bangunan tersebut terasa sejuk walaupun tidak ada pendingin ruangan karena konsep bangunan masjid ini yang terbuka tanpa pintu tertutup sehingga setiap saat orang dapat masuk ke masjid ini. Lantai yang dipergunakan untuk sholat dibangun agak tinggi dari lantai sekitarnya akan tetapi untuk jamah perempuan lantai bangunannya lebih rendah dan rata dengan lantai bangunan sekitarnya.

Pada sisi utara masjid Muhammad Cheng Hoo terdapat kolam ikan dan terdapat relief sosok Laksamana Muhammad Cheng Hoo dengan kapal perangnya. Penggambaran sosok Laksama Muhammad Cheng Hoo lebih besar dari kapalnya sehingga yang ditonjolkan untuk diberitaukan kepada pengunjung adalah orangnya bukan kapal perangnya.

Penggambaran Laksamana Muhammad Cheng Hoo
(doc. pribadi)

Yang unik dari masjid Muhammad Cheng Hoo ini adalah adanya bedhug sebagai ciri khas masjid-masjid di pulau jawa yang sekarang keberadaanya sudah sangat jarang ditemui di kota-kota besar di Indonesia khususnya di Surabaya. Bedhug masih dipergunakan sebagai penanda waktu sholat Jum'at saja dan tidak dipergunakan sebagai penanda sholat lima waktu. 

Bedhug di masjid Muhammad Cheng Hoo 
(doc. pribadi)

Dengan mengunjugi masjid Muhammad Cheng Hoo kita akan mempelajari keberagaman budaya yang ada di Indonesia dan perbedaan adalah indah sehingga tidak perlu untuk diperdebatkan.

(Selamat Berlibur Bersama Keluarga)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar